Rabu, 24 November 2010

“ KESENDIRIAN KU , DAN TENTANG HARAPAN “







AKU merasa sendiriii harii ini…

Kemarin, semalam, dan sebelumnya……
Tak pernah lagi ku rasakan hangat pelukan ombak di pantai itu..
Dan ku lewatkan saja tarian angin yang menggerak kan nyiur….
Di pantai itu…
Aku selalu ingin…
Meniduri pasir putih yang hangat…
Rela di mandikan terik matahari..
Bebas lepas tanpa beban maupun suara orang lain.

“BETAPA EGOIS NYA AKU DAN KEHANCURAN KU “


AKU merasa egois kali ini….
AKU merasa tidak satu pun yang mampu melawan kekeuh nya pendirian ku...

Jumat, 05 November 2010

Elegi

Malam ini memang tak hujan..
Kelihatan cerah meski malam memekat..

Tapi malam ini malam hujan air mata..
Bagi ku, malam ini tak ada suatu pengharapan akan esok..

Terseok seok dan terlalu sibuk untuk bersedih..
Dan lagi-lagi aku melupakan elegi...

Di selah sela sesak nafas yang kian mengingatkan ku akan elegi, kembali menitik air mata..

Angin dan Semi

Angin kian berhembus kacau,seiring musim semi yang tiada kabar,
menghempas dedaunan kering hingga melayang keudara,
Dewa cuaca enggan bergeming, terus menerus mencari jejak sang musim semi, 
meninggalkan harapan kosonk kuntuman melati..
Alang alang menari ringan diantara anyelir dan bakung yang tak tumbuh subur..
Begitu kelam dan tak berseri, seperti wajah sang ratu angin. penuh sesal dan penyesalan..
Tiada satu yang mampu membujuk nya.
Seiring kepergian sang musim semi ke antah berantah..
Tinggal lah dia dengan rasa yang teramat galau dan porak poranda..
Langit menghitam, gerimis merinai, petir menggema, tak ada lagi yang indah di sini.. 
sesekali turun salju yang membekukan langkah kelinci nakal yang bosan di kubung nya menanti semi..
Lunglai penuh tanya, masih saja ratu angin berhembus dengan galau nya di bulan oktober..
Penuh rasa cemas dan tak berdamai dengan alam

Biar saja semi pergi keantah berantah.. 
tapi jangan tinggalkan luka di sini..