Aku masih dibulan, kupandangi langit tadi, musim semi disana beserta angin semilir menerpa taman langitnya, malam menjelang ketika sang peri menyapa, kulihat bintang jatuh dan itulah supernova, pandangku mengikuti ekor bintang dan kutemui asalnya, dari taman langit itu, aku menembus awan dan sampai kesana, aku hanya ingin memberikan sebait sajak pada sang peri, walau akhirnya harus turun lagi.
Rabu, 21 Juli 2010
episode 43 : Abstraksi
Malam, kabutnya berhias membentuk abstraksi yang tak dimengerti, diujung penantianku, aku ditengah-tengah, Aku duduk dibulan, memandang ketaman langit, melihat peri-peri kecil berterbangan dan dewa-dewa menjaga tempat itu layaknya pagar-pagar yang kokoh, awan sesekali hitam juga putih, kadang tak terlihat, aku juga melihat awan mengeluarkan hujan, dan pelangi setelahnya.
Aku masih dibulan, kupandangi langit tadi, musim semi disana beserta angin semilir menerpa taman langitnya, malam menjelang ketika sang peri menyapa, kulihat bintang jatuh dan itulah supernova, pandangku mengikuti ekor bintang dan kutemui asalnya, dari taman langit itu, aku menembus awan dan sampai kesana, aku hanya ingin memberikan sebait sajak pada sang peri, walau akhirnya harus turun lagi.
Aku masih dibulan, kupandangi langit tadi, musim semi disana beserta angin semilir menerpa taman langitnya, malam menjelang ketika sang peri menyapa, kulihat bintang jatuh dan itulah supernova, pandangku mengikuti ekor bintang dan kutemui asalnya, dari taman langit itu, aku menembus awan dan sampai kesana, aku hanya ingin memberikan sebait sajak pada sang peri, walau akhirnya harus turun lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sejak kapan ini disini..
BalasHapusaku kok gag tauu
full version klik sumber nya...
BalasHapusakhirnya muncul juga sumbernyaa
BalasHapus